Lombok Tengah, NTB – Dalam upaya mendukung Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Praya melangkah maju dengan menggandeng Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Tengah. Kegiatan koordinasi ini dilaksanakan pada Selasa (03/12/2024) oleh Kepala Subseksi Pelayanan Tahanan Selamat Riadi bersama tim, yang mewakili Kepala Rutan Syaripuddin Hazri.
Misi utama: Berdayakan Warga Binaan untuk Ketahanan Pangan
Baca juga:
Petani dan Penyuluh Sambut Baik Program KUR
|
Program ini dirancang untuk mengembangkan keterampilan warga binaan, khususnya di bidang pertanian organik dan hidroponik. Selain mendukung ketahanan pangan nasional, langkah ini juga bertujuan meningkatkan kualitas produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hasil karya warga binaan.
Kepala Rutan Praya, Syaripuddin Hazri, menyampaikan harapannya agar pelatihan dan pemberdayaan ini dapat memberikan dampak nyata bagi kehidupan warga binaan, baik selama masa pembinaan maupun setelah kembali ke masyarakat.
"Dengan program ini, warga binaan tidak hanya memperoleh keterampilan baru, tetapi juga memiliki peluang untuk mandiri secara ekonomi. Hal ini diharapkan mampu mengurangi angka residivisme dan memberi mereka harapan baru, " ujar Syarip.
Dukungan dari Pemda dan Harapan untuk Keberlanjutan
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM NTB, Parlindungan, turut memberikan apresiasi terhadap sinergi ini. Ia menekankan pentingnya keberlanjutan program, meski Rutan Praya memiliki keterbatasan lahan.
"Kegiatan seperti ini harus rutin dilaksanakan. Sinergi antara Rutan dan Pemerintah Daerah menjadi kunci sukses untuk mendukung ketahanan pangan sekaligus mengembangkan potensi UMKM warga binaan, " katanya.
Dengan kolaborasi strategis ini, Rutan Praya menunjukkan bahwa keterbatasan lahan bukanlah hambatan untuk berkontribusi dalam program nasional. Semangat ini menjadi bukti bahwa pembinaan warga binaan dapat membawa dampak positif yang nyata, baik untuk individu maupun masyarakat luas. (Adb)